Al-Hasyr ( Pengumpulan Makhluk )



Al-Hasyr
 ( Pengumpulan Makhluk )
          Yang di maksud dengan al-Hasyr yaitu hari di mana semua orang dihimpun dalam satu tempat. Hal itu sebagaimana yang termaksud dalam bahasa al-Qur'an, seperti yang Allah Azza wa jalla firmankan:
"Maka Dia mengumpulkan (pembesar-pembesarnya) lalu berseru memanggil kaumnya".  (QS an-Nazi'at: 23).
Dalam ayat lain, lebih jelas bahwa makna al-Hasyr adalah mengumpulkan, seperti firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَرۡسَلَ فِرۡعَوۡنُ فِي ٱلۡمَدَآئِنِ حَٰشِرِينَ ة  [  الشعراء : 53 ] 
"Kemudian Fir'aun mengirimkan orang yang mengumpulkan (tentaranya) ke kota-kota".  (QS asy-Syu'araa: 53).
ý  Tempat penghimpunan tersebut nanti terjadi di Syam, yang ada pada saat sekarang ini.

        Hal itu sebagaimana yang tercantum dalam hadits hasan yang diriwayatkan dari Sahabat Mu'awiyah al-Bahzi radhiyallahu 'anhu. Bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: (( تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ )) [ رواه أحمد وحسنه الألباني ] .
"Mereka semua nanti akan dikumpulkan disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya kearah Syam".[1]
        Namun mereka, akan berkumpul tidak lagi berada diatas bumi ini, tidak pula dibawah kolong langit ini. Hal itu, sebagimana ditegaskan dalam firman Allah Subhanahu wa ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ تُبَدَّلُ ٱلۡأَرۡضُ غَيۡرَ ٱلۡأَرۡضِ وَٱلسَّمَٰوَٰتُۖ وَبَرَزُواْ لِلَّهِ ٱلۡوَٰحِدِ ٱلۡقَهَّارِ  [سورة إبراهيم: 48] 
"(Yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang lain dan (demikian pula) langit, dan meraka semuanya berkumpul (di padang Mahsyar) menghadap ke hadirat Allah yang Maha Esa lagi Maha Perkasa".  (QS Ibrahim: 48).
ý  Padang Mahsyar nanti berwarna putih yang tidak terlihat bekas hunian diatasnya.

         Hal itu sebagaimana dikatakan oleh Imam Nawawi dalam syarh Muslim. Pada sebuah hadits, Dari Sahl bin Sa'ad radhiyallahu 'anhu, beliau mencertikan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ :(( يُحْشَرُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى أَرْضٍ بَيْضَاءَ عَفْرَاءَ كَقُرْصَةِ النَّقِيِّ لَيْسَ فِيهَا عَلَمٌ لِأَحَدٍ )) [رواه البخاري ومسلم]

"Kelak pada hari kiamat manusia akan digiring ke tanah putih, bagaikan bulatan yang bersih, yang tak  bertanda ada penghuni sebelumnya". [2]
ý  Manusia dihimpun setelah bangkit dari kuburnya menuju mauqif, lalu dibagi menjadi tiga golongan.

         Ada yang naik kendaraan, Sambil berjalan kaki, dan golongan terakhir berjalan sambil menyeret wajahnya. Hal itu, seperti yang dikatakan dalam haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
أَنَّ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ قَالَ: (( تُحْشَرُونَ هَاهُنَا وَأَوْمَأَ بِيَدِهِ إِلَى نَحْوِ الشَّامِ رُكْبَانًا وَمُشَاةً وَعَلَى وُجُوهِكُم )) [ رواه أحمد وحسنه الألباني ] .
"Mereka semua nanti akan dikumpulkan disana. kemudian beliau mengisyaratkan tangannya kearah Syam. Mereka ada yang naik diatas kendaraan, berjalan dengan kaki telanjang, dan berjalan terbalik menggunakan wajahnya". [3]
Golongan pertama: Orang yang naik kendaraan. Mereka adalah orang-orang beriman yang setelah dibangkitkan dari kuburnya naik kendaraan menuju padang Mahsyar. Allah Azza wa jalla berfirman menjelaskan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ يَوۡمَ نَحۡشُرُ ٱلۡمُتَّقِينَ إِلَى ٱلرَّحۡمَٰنِ وَفۡدٗا  [سورة مريم : 85] 
"(Ingatlah) hari (ketika) Kami mengumpulkan orang-orang yang takwa kepada Tuhan yang Maha Pemurah sebagai perutusan yang terhormat".  (QS Maryam: 85).
        Sebagaimana yang telah disebutkan dimuka, dari haditsnya Mu'awiyah al-Bahzi, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka semua nanti akan dikumpulkan, dengan naik diatas kendaraan..".[4]
        Dan dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( يُحْشَرُ النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ اثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ ))  [رواه البخاري ومسلم]
"Manusia akan di kumpulkan (pada hari kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas. (ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta, dan sepuluh orang naik onta".[5]
Golongan kedua: Kelompok yang berjalan kaki. Mereka adalah kaum muslimin yang berbuat maksiat, para pendosa. Mereka semua, setelah bangkit dari kubur akan berjalan dengan kedua kakinya menunju padang Mahsyar. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَسُوقُ ٱلۡمُجۡرِمِينَ إِلَىٰ جَهَنَّمَ وِرۡدٗا    [سورة مريم : 86] 

"Dan Kami akan menghalau orang-orang yang durhaka ke neraka Jahannam dalam Keadaan dahaga".  (QS Maryam: 86).
        Dan dalam hadits terdahulu, dimana Nabi Shalallahau 'alaihi wa sallam bersabda: "Mereka semua nanti akan dikumpulkan berjalan dengan kaki telanjang..".[6]
Golongan ketiga: Golongan yang diseret dengan wajahnya. Mereka adalah orang-orang kafir, setelah dibangkitkan dari dalam kuburnya mereka semua akan digiring kepadang Mahsyar, berjalan terbalik diseret dengan menggunakan wajahnya. Hal itu, sebagaimana ditegaskan dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَحۡشُرُهُمۡ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ عَلَىٰ وُجُوهِهِمۡ عُمۡيٗا وَبُكۡمٗا وَصُمّٗاۖ مَّأۡوَىٰهُمۡ جَهَنَّمُۖ كُلَّمَا خَبَتۡ زِدۡنَٰهُمۡ سَعِيرٗا  [سورة الإسراء: 97] 
"Dan Kami akan mengumpulkan mereka pada hari kiamat (diseret) atas muka mereka dalam Keadaan buta, bisu dan pekak. Dan tempat kediaman mereka adalah neraka Jahannam yang tiap kali nyala api Jahannam itu akan padam, Kami tambah lagi bagi mereka nyalanya".  (QS al-Israa: 97).
         Dan seperti yang diriwayatkan dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, beliau menceritakan: "Bahwasannya pernah ada seseorang yang bertanya kepada Nabi: 'Wahai Nabi Allah, bagaimana mungkin orang kafir itu diseret dengan mukanya? Beliau menjawab: "Bukankah Dzat yang menjadikan dirinya bisa berjalan dengan kedua kakinya didunia, mampu untuk menjadikan dirinya berjalan dengan mukanya pada hari kiamat!?. Berkata Qatadah, salah seorang perawi hadits; 'Benar, demi Kemulian Rabb kami'.[7]
           Selaras dengan ini, adalah haditsnya Abu Hurairah dimuka, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: ((يحْشَرُ النَّاسُ عَلَى ثَلَاثِ طَرَائِقَ رَاغِبِينَ رَاهِبِينَ وَاثْنَانِ عَلَى بَعِيرٍ وَثَلَاثَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَأَرْبَعَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَعَشَرَةٌ عَلَى بَعِيرٍ وَتحْشُرُ بَقِيَّتَهُمْ النَّارُ تَقِيلُ مَعَهُمْ حَيْثُ قَالُوا وَتَبِيتُ مَعَهُمْ حَيْثُ بَاتُوا وَتُصْبِحُ مَعَهُمْ حَيْثُ أَصْبَحُوا وَتُمْسِي مَعَهُمْ حَيْثُ أَمْسَوْا )) [ رواه البخاري ومسلم ]

"Manusia akan di kumpulkan (pada hari kiamat) menjadi tiga golongan, mereka semua berada dalam rasa harap dan cemas. (ada yang) Dua orang naik onta, tiga orang naik onta, empat orang naik onta, dan sepuluh orang naik onta. Sisanya akan digiring oleh neraka, panasnya akan mengiringi qailulah[8] mereka dimana mereka tidur, ia akan mengiringi menginap dimana mereka mendapati tempat menginap, dan ia akan terjaga di mana mereka bangun dari tidurnya, dan ia akan berjalan mengiringi kemanapun mereka pergi".[9]
         Adapun orang-orang yang beriman maka mereka berharap, sedangkan para pendosa maka mereka tercekam dalam kegundahan, dan orang-orang kafir merekalah orang-orang yang merugi dengan siksa api neraka.
ý  Mereka semua akan dikumpulkan dalam keadaan telanjang kaki belum dikhitan.

         Hal itu, sebagaimana yang ditegaskan dalam haditsnya Aisyah radhiyallahu 'anha, beliau menceritakan: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ رَسُولُ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( تُحْشَرُونَ حُفَاةً عُرَاةً غُرْلاً فَقُلْتُ يَا رَسُولَ اللهِ النِّسَاءُ وَالرِّجَالُ جَمِيعًا يَنْظُرُ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ قَالَ r يَا عَائِشَةُ الْأَمْرُ أَشَدُّ مِنْ أَنْ يَنْظُرَ بَعْضُهُمْ إِلَى بَعْضٍ )) [ رواه البخاري  ومسلم ]
"Mereka semua akan dikumpulkan dalam keadaan bertelanjang kaki, tidak berpakaian dan belum dikhitan. Maka saya tanyakan pada beliau: "Wahai Rasulallah, laki dan perempuan, nanti mereka akan saling melihat auratnya satu sama lain? Beliau mengatakan: 'Wahai Aisyah, perkaranya lebih besar, dari hanya sekedar melihat auratnya satu sama lain".[10]

ý  Setelah mereka sampai dipadang Mahsyar, maka turun perintah agar mereka menunggu sambil berdiri.

Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ Ÿwr& `Ýàtƒ y7Í´¯»s9'ré& Nåk¨Xr& tbqèOqãèö6¨B .  BQöquÏ9 8LìÏàtã   tPöqtƒ ãPqà)tƒ â¨$¨Z9$# Éb>tÏ9 tûüÏHs>»yèø9$#  [سورة المطففين: 4-6] 
"Tidaklah orang-orang itu menyangka, bahwa sesungguhnya mereka akan dibangkitkan. Pada suatu hari yang besar. (yaitu) hari (ketika) manusia berdiri menghadap Allah, Tuhan semesta alam?.  (QS al-Muthaffifiin: 4-6).
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
"Dan tahanlah mereka (di tempat perhentian) karena sesungguhnya mereka akan ditanya".  (QS ash-Shaffaat: 24).
ý  Mereka terus demikian keadaannya tanpa berubah sampai datangnya Sang Pemutus yaitu Allah Tabaraka wa ta'ala.

Hal itu, seperti yang digambarkan dalam ayat, dimana Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِنَّ رَبَّكَ يَقۡضِي بَيۡنَهُم بِحُكۡمِهِۦۚ وَهُوَ ٱلۡعَزِيزُ ٱلۡعَلِيمُ  [سورة النمل : 78] 
"Sesungguhnya Tuhanmu akan menyelesaikan perkara antara mereka dengan keputusan-Nya, dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui". (QS an-Naml: 78).
Juga berdasarkan firmanNya Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱللَّهُ يَقۡضِي بِٱلۡحَقِّۖ وَٱلَّذِينَ يَدۡعُونَ مِن دُونِهِۦ لَا يَقۡضُونَ بِشَيۡءٍۗ إِنَّ ٱللَّهَ هُوَ ٱلسَّمِيعُ ٱلۡبَصِيرُ  [سورة غافر: 20] 
"Dan Allah menghukum dengan keadilan, dan sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah tiada dapat menghukum mereka dengan sesuatu apapun. Sesungguhnya Allah, Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat".  (QS Ghaafir: 20).
ý  Waktu Mereka untuk menunggu adalah selama Lima Puluh ribu tahun sambil berdiri.

         Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[11]
Dalam terusan hadits di atas dikatakan:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [ رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[12]  

Menengok Keadaan Manusia Dipadang Mahsyar
Keadaan manusia pada saat itu, sangat beragam jenisnya, sesuai dengan tingkat amalannya waktu didunia. Diantaranya adalah:
1.  Ada yang berdiri dibawah sinar mentari yang begitu panas, sehingga peluh dan keringat membasahi tubuhnya.

         Hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan dalam sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Sahabat Miqdad bin Aswad radhiyallahu 'anhu, ia berkata: "Aku pernah mendengar Rasulallahu Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنْ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُونَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيلٍ,- قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَ اللهِ مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيلِ أَمَسَافَةَ الْأَرْضِ أَمْ الْمِيلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ - قَالَ: فَيَكُونُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى كَعْبَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُونُ إِلَى حَقْوَيْهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا. قَالَ: وَأَشَارَ رَسُولُ الله ِr بِيَدِهِ إِلَى فِيهِ )) [رواه مسلم ]
"Matahari akan didekatkan kepada makhluk kelak pada hari kiamat, sampai ada diantara mereka yang jaraknya sejauh satu mil -(berkata Sulaim bin Amir, salah seorang perawi hadits ini; 'Demi Allah, aku tidak tahu apakah yang dimaksud dengan mil itu adalah jarak yang ada didunia atau yang dimaksud yaitu sejauh mata memandang')-. Rasulallah meneruskan; 'Adapun keringat mereka maka sesuai dengan amalan yang ia kerjakan ketika didunia, di antara mereka ada yang sampai lututnya, ada yang sampai betisnya, ada yang sampai dipinggangnya, bahkan ada yang sampai kemulutnya. Berkata rawi; 'Dan Rasulallah mengisyaratkan dengan tangan ke mulutnya".[13]
          Dalam hadits lain disebutkan, dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwasannya Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولَ اللهِ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( يَعْرَقُ النَّاسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يَذْهَبَ عَرَقُهُمْ فِي الْأَرْضِ سَبْعِينَ ذِرَاعًا وَيُلْجِمُهُمْ حَتَّى يَبْلُغَ آذَانَهُمْ)) [ رواه البخاري و مسلم ]
"Kelak pada hari kiamat seluruh manusia mengucurkan keringat, sampai-sampai ada yang keringatnya membasahi bumi tujuh puluh dira', sehingga menutupi mereka sampai ketelinganya".[14]

2.  Di antara mereka ada yang berdiri dibawah mentari disetrika dengan api neraka.

         Hal itu berdasarkan sebuah hadits yang diriwayatkan dari Sahabat Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, beliau bercerita: "Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( مَا مِنْ صَاحِبِ ذَهَبٍ وَلَا فِضَّةٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِلَّا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ صُفِّحَتْ لَهُ صَفَائِحُ مِنْ نَارٍ فَأُحْمِيَ عَلَيْهَا فِي نَارِ جَهَنَّمَ فَيُكْوَى بِهَا جَنْبُهُ وَجَبِينُهُ وَظَهْرُهُ كُلَّمَا بَرَدَتْ أُعِيدَتْ لَهُ فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta emas dan perak yang tidak ia tunaikan kewajibannya (tatkala didunia) melainkan pada hari kiamat kelak akan dibuatkan baginya seterika dari lempengan neraka yang dicelup kedalam nereka, lalu diseterikakan kesamping kiri dan kanan, serta punggungnya. Apabila telah dingin maka dikembalikan lagi seperti semula, pada suatu hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu dialami sampai diputuskan perkaranya para hamba (Oleh Allah) sehingga dia dapat melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[15]
3.  Ada yang menelungkup dibawah injakan kaki binatang sembari digigiti olehnya.

        Seperti yang telah disebutkan dalam haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, ia berkata: 'Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ رَسُولُ الله صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ : (( مَا مِنْ صَاحِبِ إِبِلٍ وَلَا بَقَرٍ وَلَا غَنَمٍ لَا يُؤَدِّي مِنْهَا حَقَّهَا إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ بُطِحَ لَهَا بِقَاعٍ قَرْقَرٍ تَطَؤُهُ بِأَخْفَافِهَا وَأَظْلَافِهَا وَتَعَضُّهُ بِأَفْوَاهِهَا كُلَّمَا مَرَّ عَلَيْهِ أُولَاهَا رُدَّ عَلَيْهِ أُخْرَاهَا فِي يَوْمٍ كَانَ مِقْدَارُهُ خَمْسِينَ أَلْفَ سَنَةٍ حَتَّى يُقْضَى بَيْنَ الْعِبَادِ فَيَرَى سَبِيلَهُ إِمَّا إِلَى الْجَنَّةِ وَإِمَّا إِلَى النَّارِ )) [رواه مسلم ]
"Tidaklah, seorang yang mempunyai harta onta, atau sapi dan kambing yang dia tidak tunaikan kewajibannya (ketika didunia) melainkan pada hari kiamat kelak mereka semua akan menginjak-injak mencakar serta menginggitnya, tatkala sembuh yang pertama maka dikembalikan seperti semula. Pada hari yang sama dengan Lima puluh ribu tahun lamanya, hal itu sampai diputuskan perkaranya para hamba (oleh Allah) sehingga pada akhirnya dia melihat jalannya, apakah ke surga atau ke neraka".[16]  
4.  Dan tidak sedikit pula yang berada dibawah naungan ar-Rahman Tabaraka wa Ta'ala.

        Sebagaimana yang dijelaskan dalam sebuah hadits yang masyhur, dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: (( سَبْعَةٌ يُظِلُّهُمُ اللهُ فِي ظِلِّهِ يَوْمَ لَا ظِلَّ إِلَّا ظِلُّهُ: الْإِمَامُ الْعَادِلُ , وَشَابٌّ نَشَأَ بِعِبَادَةِ اللهِ , وَرَجُلٌ قَلْبُهُ مُعَلَّقٌ فِي الْمَسَاجِدِ , وَرَجُلَانِ تَحَابَّا فِي اللهِ اجْتَمَعَا عَلَيْهِ وَتَفَرَّقَا عَلَيْهِ , وَرَجُلٌ دَعَتْهُ امْرَأَةٌ ذَاتُ مَنْصِبٍ وَجَمَالٍ , فَقَالَ: إِنِّي أَخَافُ اللهَ , وَرَجُلٌ تَصَدَّقَ بِصَدَقَةٍ فَأَخْفَاهَا حَتَّى لَا تَعْلَمَ يَمِينُهُ مَا تُنْفِقُ شِمَالُهُ , وَرَجُلٌ ذَكَرَ اللهَ خَالِيًا , فَفَاضَتْ عَيْنَاهُ )) .. [رواه البخاري ومسلم]
"Ada tujuh golongan yang akan berada dibawah naungan Allah, pada hari yang tidak ada naungan kecuali naunganNya. (mereka adalah) Imam yang adil, pemuda yang gemar ibadah, orang yang hatinya selalu merindukan masjid, dua orang yang berkumpul karena Allah dan berpisah karena Allah, dan seorang pria yang diajak zina oleh wanita yang cantik jelita, lalu mengatakan: 'Sungguh aku takut kepada Allah', orang yang bersedekah sembunyi-sembunyi, sampai tangan kirinya tidak mengetahuinya apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya, dan orang yang menyebut nama Allah tatkala sendirian matanya menangis (karena takut)".[17]

5.  Di antara mereka ada yang berada dibawah naungan sedekahnya.
        Berdasarkan sebuah hadits, dari Uqbah bin Amir radhiyallahu 'anhu, beliau berkata: 'Aku mendengar Rasulallah Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
أَنَّ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ: (( كُلُّ امْرِئٍ فِي ظِلِّ صَدَقَتِهِ حَتَّى يُفْصَلَ بَيْنَ النَّاسِ أَوْ قَالَ: يُحْكَمَ بَيْنَ النَّاسِ )) [رواه أحمد]
"Tiap insan akan berada dibawah naungan sedekahnya, sampai dipisah antara sesama insan. Atau beliau mengatakan; 'Sampai dihukumi manusia".[18]
        Setelah berlalu waktu yang begitu panjang tersebut, yang penuh dengan kegalutan dan kesulitan menunggu dipadang Mahsyar, maka selanjutnya:
ý  Allah Tabaraka wa Ta'ala mengizinkan manusia untuk mencari Syafa'at.

         Kejadian yang menegangkan tersebut, tergambar dengan jelas dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ مَاجَ النَّاسُ بَعْضُهُمْ فِي بَعْضٍ فَيَأْتُونَ آدَمَ فَيَقُولُونَ اشْفَعْ لَنَا إِلَى رَبِّكَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِإِبْرَاهِيمَ فَإِنَّهُ خَلِيلُ الرَّحْمَنِ فَيَأْتُونَ إِبْرَاهِيمَ فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُوسَى فَإِنَّهُ كَلِيمُ اللَّهِ فَيَأْتُونَ مُوسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِعِيسَى فَإِنَّهُ رُوحُ اللهِ وَكَلِمَتُهُ فَيَأْتُونَ عِيسَى فَيَقُولُ لَسْتُ لَهَا وَلَكِنْ عَلَيْكُمْ بِمُحَمَّدٍ r فَيَأْتُونِي فَأَقُولُ أَنَا لَهَا فَأَسْتَأْذِنُ عَلَى رَبِّي فَيُؤْذَنُ لِي وَيُلْهِمُنِي مَحَامِدَ أَحْمَدُهُ بِهَا لَا تَحْضُرُنِي الْآنَ فَأَحْمَدُهُ بِتِلْكَ الْمَحَامِدِ وَأَخِرُّ لَهُ سَاجِدًا فَيَقُولُ يَا مُحَمَّدُ ارْفَعْ رَأْسَكَ وَقُلْ يُسْمَعْ لَكَ وَسَلْ تُعْطَ وَاشْفَعْ تُشَفَّعْ )) ]  رواه البخاري ومسلم [
"Pada hari kiamat kelak manusia berbondong-bondong mendatangi Adam, lalu memelas kepadanya dengan mengatakan: 'Mintakanlah syafa'at kepada Rabbmu'. Namun beliau beralasan, Itu bukan bagianku, akan tetapi datanglah kalian kepada Ibrahim, sesungguhnya beliau adalah kekasih Allah, lanjutnya. Lalu mereka mendatangi Ibrahim, dan beliau mengatakan; 'Aku tidak sanggup, datanglah kepada Musa, sesungguhnya dia adalah kalimu Rahman (orang yang diajak bicara oleh Allah), maka mereka mendatangi Musa, akan tetapi beliau mengatakan: 'Aku tidak mampu', namun pergilah kalian ke Isa, sesungguhnya dia adalah ruh dan kalimatnya Allah'. Selanjutnya mereka mendatangi Isa, beliau mengatakan; 'Itu bukan bagianku, akan tetapi pergilah kalian kepada Muhammad'. Mereka kemudian mendatangiku, maka aku katakan; 'Akulah yang akan maju'. Lalu aku meminta izin kepada Rabbku, dan diizinkan. Kemudian aku diilhami dengan puji-pujian yang aku haturkan, yang belum aku ketahui sekarang. Maka aku memuji dengan puji-pujian tersebut sambil sujud'. Lalu Allah berfirman; 'Wahai Muhammad, angkat kepalamu, katakan maka akan didengarkan, mintalan pasti akan diberi, berilah syafa'at maka akan dikabulkan".[19]
ý  Setelah Allah Ta'ala Mengizinkan Nabi Muhammad meminta syafa'at serta mengabulkannya, maka datanglah Allah ke tempat perhimpunan tersebut.


Allah Ta'ala berfirman:
"Dan datanglah Tuhanmu sedang Malaikat berbaris-baris".  (QS al-Fajr: 22).
Dalam ayat yang lain Allah juga berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَشۡرَقَتِ ٱلۡأَرۡضُ بِنُورِ رَبِّهَا وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ وَجِاْيٓءَ بِٱلنَّبِيِّ‍ۧنَ وَٱلشُّهَدَآءِ وَقُضِيَ بَيۡنَهُم بِٱلۡحَقِّ وَهُمۡ لَا يُظۡلَمُونَ ٦٩ وَوُفِّيَتۡ كُلُّ نَفۡسٖ مَّا عَمِلَتۡ وَهُوَ أَعۡلَمُ بِمَا يَفۡعَلُونَ  [الزمر: 69-70] 
"Dan terang benderanglah bumi (padang Mahsyar) dengan cahaya (keadilan) Rabbnya, dan diberikanlah buku (perhitungan perbuatan masing-masing) dan didatangkanlah Para Nabi dan saksi-saksi dan diberi keputusan di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dirugikan. Dan disempurnakan bagi tiap-tiap jiwa (balasan) apa yang telah dikerjakannya dan Dia lebih mengetahui apa yang mereka kerjakan".  (QS az-Zumar: 69-70).
ý  Lalu di nampakan setiap amalan para hamba, tatkala didunia.
Hal sebagaimana yang tertera di dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ هَٰذَا كِتَٰبُنَا يَنطِقُ عَلَيۡكُم بِٱلۡحَقِّۚ إِنَّا كُنَّا نَسۡتَنسِخُ مَا كُنتُمۡ تَعۡمَلُونَ  [الجاثية: 29] 
"(Allah berfirman): "Inilah kitab (catatan) Kami yang menuturkan terhadapmu dengan benar. Sesungguhnya Kami telah menyuruh mencatat apa yang telah kamu kerjakan".  (QS al-jaatsiyah: 29).
Dan juga firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَكُلَّ إِنسَٰنٍ أَلۡزَمۡنَٰهُ طَٰٓئِرَهُۥ فِي عُنُقِهِۦۖ وَنُخۡرِجُ لَهُۥ يَوۡمَ ٱلۡقِيَٰمَةِ كِتَٰبٗا يَلۡقَىٰهُ مَنشُورًا ١٣ ٱقۡرَأۡ كِتَٰبَكَ كَفَىٰ بِنَفۡسِكَ ٱلۡيَوۡمَ عَلَيۡكَ حَسِيبٗا  [الإسراء: 13-14] 
"Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka. "Bacalah kitabmu, cukuplah dirimu sendiri pada waktu ini sebagai penghisab terhadapmu".   (QS al-Israa': 13-14).
ý  Tatkala manusia melihat catatan amalannya mereka semua mengakuinya.

Allah Azza wa jalla menjelaskan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَوُضِعَ ٱلۡكِتَٰبُ فَتَرَى ٱلۡمُجۡرِمِينَ مُشۡفِقِينَ مِمَّا فِيهِ وَيَقُولُونَ يَٰوَيۡلَتَنَا مَالِ هَٰذَا ٱلۡكِتَٰبِ لَا يُغَادِرُ صَغِيرَةٗ وَلَا كَبِيرَةً إِلَّآ أَحۡصَىٰهَاۚ وَوَجَدُواْ مَا عَمِلُواْ حَاضِرٗاۗ وَلَا يَظۡلِمُ رَبُّكَ أَحَدٗا  [الكهف: 49] 
"Dan diletakkanlah Kitab, lalu kamu akan melihat orang-orang bersalah ketakutan terhadap apa yang (tertulis) di dalamnya, dan mereka berkata: "Aduhai celaka kami, kitab apakah ini yang tidak meninggalkan yang kecil dan tidak (pula) yang besar, melainkan ia mencatat semuanya; dan mereka dapati apa yang telah mereka kerjakan ada (tertulis). dan Rabbmu tidak Menganiaya seorang pun".  (QS al-Kahfi: 49).
ý  Namun ketika mereka semua sudah mengakuinya, mereka berbalik mengingkarinya.

Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ إِلَىٰ رَبِّكَ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡمُسۡتَقَرُّ ١٢ يُنَبَّؤُاْ ٱلۡإِنسَٰنُ يَوۡمَئِذِۢ بِمَا قَدَّمَ وَأَخَّرَ ١٣ بَلِ ٱلۡإِنسَٰنُ عَلَىٰ نَفۡسِهِۦ بَصِيرَةٞ ١٤ وَلَوۡ أَلۡقَىٰ مَعَاذِيرَهُۥ  [القيامة: 12-15] 
"Hanya kepada Tuhanmu sajalah pada hari itu tempat kembali. Pada hari itu diberitakan kepada manusia apa yang telah dikerjakannya dan apa yang dilalaikannya. Bahkan manusia itu menjadi saksi atas dirinya sendiri. Meskipun dia mengemukakan alasan-alasannya".  (QS al-Qiyaamah: 12-15)
ý  Bila keadaannya seperti itu, maka Allah menghadirkan bukti yang akan bersaksi atas perbuatannya.

        Apabila manusia sudah mengakui perbuatannya tatkala didunia, kemudian mereka mengelak maka Allah menghadirkan bukti konkrit dengan mendatangkan saksi-saksi, diantara saksi-saksi tersebut yaitu:
a.   Angggota Badan

      Ia dihadirkan sebagai saksi atas perbuatan yang pernah dilakukannya ketika didunia, hal itu, sebagaimana yang termaktub dalam firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ ٱلۡيَوۡمَ نَخۡتِمُ عَلَىٰٓ أَفۡوَٰهِهِمۡ وَتُكَلِّمُنَآ أَيۡدِيهِمۡ وَتَشۡهَدُ أَرۡجُلُهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ  [سورة يس: 65] 
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan kaki mereka memberi kesaksian terhadap apa yang dahulu mereka usahakan".  (QS Yaasiin: 65).
Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ حَتَّىٰٓ إِذَا مَا جَآءُوهَا شَهِدَ عَلَيۡهِمۡ سَمۡعُهُمۡ وَأَبۡصَٰرُهُمۡ وَجُلُودُهُم بِمَا كَانُواْ يَعۡمَلُونَ  [سورة فصلت: 20] 
"Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan".  (QS Fushshilat: 20)
b.   Para malaikat yang kita telah diperintahkan untuk mengimani adanya, dengan masing-masing tugas yang mereka pikul. Seperti halnya:

Yang pertama: Malaikat yang ditugaskan untuk mencatat semua ucapan kita. Hal itu seperti yang tertera dalam firman Allah Ta'ala:
قال الله تعالى : ﴿ إِذۡ يَتَلَقَّى ٱلۡمُتَلَقِّيَانِ عَنِ ٱلۡيَمِينِ وَعَنِ ٱلشِّمَالِ قَعِيدٞ ١٧ مَّا يَلۡفِظُ مِن قَوۡلٍ إِلَّا لَدَيۡهِ رَقِيبٌ عَتِيد  [سورة ق  :17-18] 
"(Yaitu) ketika dua orang Malaikat mencatat amal perbuatannya, seorang duduk di sebelah kanan dan yang lain duduk di sebelah kiri. Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya Malaikat pengawas yang selalu hadir".  (QS Qaaf: 17-18).
Kedua: Para Malaikat yang ditugasi untuk mencatat segala perbuatan kita. Allah Azza wa jalla berfirman menegaskan hal tersebut dalam ayatNya:
"Yang mulia (di sisi Allah) dan mencatat (pekerjaan-pekerjaanmu itu). Mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan".  (QS al-Infithaar: 11-12).
Ketiga: Para Malaikat yang bertugas mencatat sholat lima waktu yang dihadirinya. Berdasarkan sebuah hadits shahih yang diriwayatkan dari Abu Hurairah radhiyallah 'anhu, bahwa Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam pernah bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( الْمَلَائِكَةُ يَتَعَاقَبُونَ مَلَائِكَةٌ بِاللَّيْلِ وَمَلَائِكَةٌ بِالنَّهَارِ وَيَجْتَمِعُونَ فِي صَلَاةِ الْفَجْرِ وَصَلَاةِ الْعَصْرِ ثُمَّ يَعْرُجُ إِلَيْهِ الَّذِينَ بَاتُوا فِيكُمْ فَيَسْأَلُهُمْ وَهُوَ أَعْلَمُ فَيَقُولُ كَيْفَ تَرَكْتُمْ عِبَادِي فَيَقُولُونَ تَرَكْنَاهُمْ يُصَلُّونَ وَأَتَيْنَاهُمْ يُصَلُّونَ  )) [ رواه البخاري ]
"(Ada para malaikat yang bergantian tugas), yaitu malaikat malam dengan malaikat siang. Mereka biasanya berkumpul pada waktu sholat shubuh dan sholat ashar, kemudian para malaikat malam naik kelangit menghadap Allah, lalu Allah bertanya pada mereka. Sedangkan Dia Maha Mengetahui, Allah bertanya bagaimana keadaan para hambaKu ketika kamu tinggalkan. Mereka menjawab; 'Kami tinggalkan mereka dalam keadaan sholat dan kami jumpai mereka pun sedang sholat".[20]
Keempat: Para malaikat yang ikut hadir pada waktu sholat jum'at untuk mencatat amal kebajikan. Hal itu berdasarkan haditsnya Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu, bahwasannya Nabi Shalallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
قَالَ النَّبِيَّ صَلَى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَمَ: (( إِذَا كَانَ يَوْمُ الْجُمُعَةِ كَانَ عَلَى كُلِّ بَابٍ مِنْ أَبْوَابِ الْمَسْجِدِ الْمَلَائِكَةُ يَكْتُبُونَ الْأَوَّلَ فَالْأَوَّلَ فَإِذَا جَلَسَ الْإِمَامُ طَوَوْا الصُّحُفَ وَجَاءُوا يَسْتَمِعُونَ الذِّكْرَ )) [ رواه البخاري ]
"Apabila hari jum'at, adalah para Malaikat berada pada tiap pintu masjid untuk mencatat siapa orangnya yang datang paling awal, dan jika imam naik mimbar maka mereka semua menutup buku catatannya guna ikut mendengarkan khutbah".[21]
Kelima: Para Malaikat yang bertugas menjaga serta melindungi dirinya. Sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ لَهُۥ مُعَقِّبَٰتٞ مِّنۢ بَيۡنِ يَدَيۡهِ وَمِنۡ خَلۡفِهِۦ يَحۡفَظُونَهُۥ مِنۡ أَمۡرِ ٱللَّهِۗ  [سورة الرعد : 11] 
"Bagi manusia ada malaikat-malaikat yang selalu mengikutinya bergiliran, di muka dan di belakangnya, mereka menjaganya atas perintah Allah..".  (QS ar-Ra'd: 11).
c.    Bumi di mana ia dulu  berpijak.

Berdasarkan firman Allah Ta'ala:
"Pada hari itu bumi menceritakan beritanya. karena sesungguhnya Tuhanmu telah memerintahkan (yang sedemikian itu) kepadanya".  (QS az-Zalzalah: 4-5).
ý  Manakala Allah Ta'ala telah menetapkan amal perbuatan insan dengan menghadirkan saksi-saksi sebagi penguat, maka amal perbuatan mulai dihisab. Lalu dibentangkan timbangan guna menimbang amalan para hamba.

Hal itu berdasarkan firman Allah Azza wa jalla:
قال الله تعالى : ﴿ وَنَضَعُ ٱلۡمَوَٰزِينَ ٱلۡقِسۡطَ لِيَوۡمِ ٱلۡقِيَٰمَةِ فَلَا تُظۡلَمُ نَفۡسٞ شَيۡ‍ٔٗاۖ وَإِن كَانَ مِثۡقَالَ حَبَّةٖ مِّنۡ خَرۡدَلٍ أَتَيۡنَا بِهَاۗ وَكَفَىٰ بِنَا حَٰسِبِينَ  [سورة الأنبياء : 47] 
"Kami akan memasang timbangan yang tepat pada hari kiamat, Maka tiadalah dirugikan seseorang barang sedikitpun. Dan jika (amalan itu) hanya seberat biji sawipun pasti Kami mendatangkan (pahala)nya. Dan cukuplah Kami sebagai pembuat perhitungan". (QS al-Anbiya': 47).
Al-Hafidh al-Hakami mengatakan dalam bait syairnya:
      Timbangan adalah benar adanya, tak ada kedhaliman
                 Tiada ditimbang dari hamba kecuali amalannya
    Orang yang berhasil, dialah yang kebajikannya lebih banyak
                Sedangkan yang buruk tenggelam bersama kejelekannya
ý  Barangsiapa yang lebih banyak kebajikan dari amal jeleknya maka dia selamat.
Allah Ta'ala berfirman akan hal itu dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَٱلۡوَزۡنُ يَوۡمَئِذٍ ٱلۡحَقُّۚ فَمَن ثَقُلَتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ هُمُ ٱلۡمُفۡلِحُونَ ٨ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ  [سورة الأعراف: 8-9] 
"Timbangan pada hari itu ialah kebenaran (keadilan), Maka barangsiapa berat timbangan kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat Kami".  (QS al-A'raf: 8-9).
ý  Kemudian diberikan ijazah keberhasilannya, yaitu sebuah kitab yang diterima dari sebelah kanan, serta pengumuman kesuksesannya.
Dalam surat al-Haaqah, secara panjang lebar Allah menjelaskan hal tersebut. Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ فَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِيَمِينِهِۦ فَيَقُولُ هَآؤُمُ ٱقۡرَءُواْ كِتَٰبِيَهۡ ١٩ إِنِّي ظَنَنتُ أَنِّي مُلَٰقٍ حِسَابِيَهۡ ٢٠ فَهُوَ فِي عِيشَةٖ رَّاضِيَةٖ ٢١ فِي جَنَّةٍ عَالِيَةٖ ٢٢ قُطُوفُهَا دَانِيَةٞ ٢٣ كُلُواْ وَٱشۡرَبُواْ هَنِيَٓٔۢا بِمَآ أَسۡلَفۡتُمۡ فِي ٱلۡأَيَّامِ ٱلۡخَالِيَةِ  [سورة الحاقة : 19-24] 
"Adapun orang-orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kanannya, Maka Dia berkata: "Ambillah, bacalah kitabku (ini)". Sesungguhnya aku yakin, bahwa sesungguhnya aku akan menemui hisab terhadap diriku. Maka orang itu berada dalam kehidupan yang diridhai. Dalam syurga yang tinggi. Buah-buahannya dekat. (Kepada mereka dikatakan): "Makan dan minumlah dengan sedap disebabkan amal yang telah kamu kerjakan pada hari-hari yang telah lalu".  (QS al-Haaqqah: 19-24).
Dalam ayat yang lain Allah Azza wa jalla berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ $¨Br'sù  ô`tB šÎAré& ¼çmt7»tGÏ. ¾ÏmÏYŠÏJuÎ/ . t$öq|¡sù Ü=y$ptä $\/$|¡Ïm #ZŽÅ¡o .   Ü=Î=s)Ztƒur #n<Î) ¾Ï&Î#÷dr& #YrçŽô£tB  [الإنشقاق: 7-9] 
"Adapun orang yang diberikan kitabnya dari sebelah kanannya. Maka dia akan diperiksa dengan pemeriksaan yang mudah. Dan dia akan kembali kepada kaumnya (yang sama-sama beriman) dengan gembira".  (QS al-Insyqaaq: 7-9).

ý  Siapa yang ringan timbangan kebaikannya, maka dialah orang yang merugi dan gagal.

Allah Tabaraka wa ta'ala berfirman menggambarkan akan hal itu:
قال الله تعالى : ﴿ وَمَنۡ خَفَّتۡ مَوَٰزِينُهُۥ فَأُوْلَٰٓئِكَ ٱلَّذِينَ خَسِرُوٓاْ أَنفُسَهُم بِمَا كَانُواْ بِ‍َٔايَٰتِنَا يَظۡلِمُونَ  [الأعراف: 9] 
"Dan siapa yang ringan timbangan kebaikannya, Maka itulah orang-orang yang merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu mengingkari ayat-ayat kami". (QS al-A'raaf: 9).
ý  Maka dilemparkan ijazah kegagalannya, sambil diterima kitabnya dari sebelah kiri, lantas diumumkan dihadapan khalayak.

Hal itu sebagaimana yang telah dijelaskan oleh Allah Ta'ala di dalam firmanNya:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ بِشِمَالِهِۦ فَيَقُولُ يَٰلَيۡتَنِي لَمۡ أُوتَ كِتَٰبِيَهۡ ٢٥ وَلَمۡ أَدۡرِ مَا حِسَابِيَهۡ ٢٦ يَٰلَيۡتَهَا كَانَتِ ٱلۡقَاضِيَةَ ٢٧ مَآ أَغۡنَىٰ عَنِّي مَالِيَهۡۜ ٢٨ هَلَكَ عَنِّي سُلۡطَٰنِيَهۡ ٢٩ خُذُوهُ فَغُلُّوهُ ٣٠ ثُمَّ ٱلۡجَحِيمَ صَلُّوهُ ٣١ ثُمَّ فِي سِلۡسِلَةٖ ذَرۡعُهَا سَبۡعُونَ ذِرَاعٗا فَٱسۡلُكُوهُ  [الحاقة: 32-25] 
"Adapun orang yang diberikan kepadanya kitabnya dari sebelah kirinya, Maka Dia berkata: "Wahai alangkah baiknya jika kiranya tidak diberikan kepadaku kitabku (ini). Dan aku tidak mengetahui apa hisab terhadap diriku. Wahai kiranya kematian itulah yang menyelesaikan segala sesuatu. Hartaku sekali-kali tidak memberi manfaat kepadaku. Telah hilang kekuasaanku daripadaku. "(Allah berfirman): "Peganglah dia lalu belenggulah tangannya ke lehernya. Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka yang menyala-nyala. Kemudian belitlah dia dengan rantai yang panjangnya tujuh puluh hasta".  (QS al-Haaqqah: 25-32).

Dalam ayat yang lain Allah Ta'ala berfirman:
قال الله تعالى : ﴿ وَأَمَّا مَنۡ أُوتِيَ كِتَٰبَهُۥ وَرَآءَ ظَهۡرِهِۦ ١٠ فَسَوۡفَ يَدۡعُواْ ثُبُورٗا ١١ وَيَصۡلَىٰ سَعِيرًا ١٢ إِنَّهُۥ كَانَ فِيٓ أَهۡلِهِۦ مَسۡرُورًا ١٣ إِنَّهُۥ ظَنَّ أَن لَّن يَحُورَ ١٤ بَلَىٰٓۚ إِنَّ رَبَّهُۥ كَانَ بِهِۦ بَصِيرٗا ١٥ ﴾ [الانشقاق: ١٠،  ١٥]    
"Adapun orang-orang yang diberikan kitabnya dari belakang. Maka dia akan berteriak: "Celakalah aku". Dan dia akan masuk ke dalam api yang menyala-nyala (neraka). Sesungguhnya dia dahulu (di dunia) bergembira di kalangan kaumnya (yang sama-sama kafir). Sesungguhnya dia menyangka bahwa dia sekali-kali tidak akan kembali (kepada Tuhannya). (Bukan demikian), yang benar, sesungguhnya Rabbnya selalu melihatnya".  (QS al-Insyiqaaq: 10-15).


[1] . HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582. 
[2] . HR Bukhari no: 6040. di dalam Bab: Nafkhis Shuur. Muslim no: 4998, dalam Bab: Fill Ba'ats wan Nusyur wa Shifatil Ardhi Yaumal Qiyamah.
[3] . HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582. 
[4] . HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582. 
[5] . HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105. Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[6] . HR Ahmad no: 19160, 40/481. Hadits ini di Hasankan oleh al-Albani dalam Shahih Targhib wat Tarhib no: 3582. 
[7] . HR Bukhari no: 6042. Dalam Bab: Kaifal Hasyr.
[8] . Tidur sejenak diwaktu siang.
[9] . HR Bukhari no: 6041. Dalam bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5105. Dalam bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[10] . HR Bukhari no: 6046. Dalam Bab: Kaifal Hasyr. Muslim no: 5102. Dalam Bab: Fanaai Dunya wa Bayanil Hasyr Yaumal Qiyamah.
[11] . HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani'iz Zakat.
[12] . HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani'iz Zakat.
[13] . HR Muslim no: 5108. Dalam Bab: Fii Shifati Yaumil Qiyamah.
[14] . HR Bukhari no: 6051. Muslin no: 5107. Dalam Bab: Fii Shifati Yaumil Qiyamah.
[15] . HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani'iz Zakat.
[16] . HR Muslim no: 1647. Dalam Bab: Itsmi Maani'iz Zakat.
[17] . HR Bukhari dalam Bab: Fadhlu man Jalasa fiil Masjid Yantadhirus Sholat. Muslim dalam Bab: Fadhlu Ikhfaa'is Shodaqoh.
[18] . HR Ahmad no: 17333, 27/568.
[19] . HR Bukhari no: 6956. Dalam Bab: Kalami Rabb Azza wa jalla Yaumil Qiyamah. Muslim no: 286. Dalam Bab: Fii Qaulin Nabi Ana Awalun Naasi Yusyfa'u fiil Jannah.
[20] . HR Bukhari no: 2984. Dalam Bab: Dzikril Malaikah.
[21] . HR Bukhari no: 2972. Dalam Bab: Dzikril Malaikah.

Tidak ada komentar